Operatorpun kipas-kipas dengan kecendenderungan ini. Kapasitas mesin segera ditambah berlipat-lipat kali. Apalagi menjelang Hari Raya Iedul Fithri. Saat panen raya operator seluler. Revenue meledak tiba-tiba, keuntungan tak bisa dinyana-nyana. PT Telkom yang membangun jaringan selama hampir 100 tahun, paling hanya mampu memenuhi sambungan telpon tidak sampai 10 juta SST. Tetapi anak perusahaannya (Telkomsel) telah jauh melesat hanya dalam waktu kurang dari 20 tahun! Saat ini Sang Anak telah memiliki pelanggan lebih dari 60 juta, dan memberikan kontribusi keuntungan tidak kurang dari 2,5 kali keuntungan Sang Bapak....
Geliat pertumbuhan handphone tersebut telah membuat banyak orang tergiur, air liur pun berceceran di muka bumi. Mereka mencari hak untuk dapat menjadi operator baru, ikut mencicipi lezatnya kue jasa telekomunikasi bergerak. Tidak perduli dia punya kompetensi atau tidak, punya modal apa tidak. Tidak kurang ada 11 operator seluler yang terdaftar saat ini. Latar belakang bisa bermacam-macam, bahkan pabrikan minyak gorengpun ikut serta.
Babak persaingan ketatpun dimulai. Jor-joran membuka jaringan baru harus bersaing dengan kompetisi menurunkan tarif. Seperti catatan kami di awal tulisan, tahap perang tarif dimulai. Seperti disampaikan pak SBY, untuk memenangkan perang, maka kita harus mempersiapkan perang. Jadi…sebelum operator satu dimakan oleh operator yang lain, operator tersebut harus “memakan” lawannya, kalau perlu dikeroyok bersama-sama. ….
Inilah hakikat “killer application”. Suatu produk – biasanya dari industri software – dimana kehadirannya memiliki daya “ledak” sangat tinggi, mempengaruhi perubahan alur industri, bahkan mempengaruhi perjalanan peradaban manusia. Microsoft dengan MS-DOS dan MS Windows telah mengubah paradigma komputer yang sebelumnya hanya milik IBM dan hanya dimiliki perusahaan besar, saat ini hampir setiap keluarga memiliki komputer (Bill Gates – sang Pemilik - telah mem-visi-kan kemungkinan ini saat menemukan MS-DOS 20-30 tahun yang lalu).
Fenomena yang sepadan dapat dicatat antara lain: Frendster – memaksa kaum muda Indonesia membuat buku harian di internet. Chad Hurley dengan Youtube – video apapun kehidupan Anda bisa Anda share di media ini. Google – tidak ada orang yang “ngenet” tidak kenal dengan mesin pencari ini, bahkan ada kisah seorang mahasiswa di PTN ternama di Indonesia hanya bermodalkan google untuk bisa menyelesaian semua permasalahan perkuliahannya (dan dia menjuluki google dengan “Universitas Google”). Google Earth, tidak ada satu kampungpun yang lepas dari “potret” mesin ini, bahkan pohon mangga dirumah saya bisa saya lihat dari Google Earth. Yahoogroups, mesin pembuat ikatan “ngrumpi” dalam bentuk milis (kami punya milis, tempat diskusi teknologi komputer, dan hanya membatasi khusus untuk penduduk Indonesia dimanapun berada, dan saat ini anggotanya…..... lebih dari 11.000 anggota, tersebar di seluruh dunia).
Dan yang saat ini fonumenal: Facebook. Dustin Muskovits, Chris Hughes bersama sang pemimpin Mark Elliot Zuckerberg, yang baru berusia 20 tahun memulai debutnya pada tahun 2004 untuk membuat sebuah blog “kekerabatan” global, untuk menyatukan warga dunia. Tepat Agustus 2005 mereka menamakan entitas ini dengan nama Facebook.
Bila Anda ingin tahu kehebatan Facebook, cobalah daftarlah menjadi anggota komunitas ini, dijamin gratis, tis….kecuali Anda perlu menghubungi Pak Kohir ketua RT saya untuk langganan RT/RW Net (bagi kami, Pak Kohir adalah pemilik “killer application” untuk jaringan murah di RT kami). Anda akan merasakan kehebatan media ini untuk menautkan tali silaturrahim dengan kawan-kawan Anda (dan mungkin mantan pacar Anda!). Saat Anda daftar dan memasukkan data-data Anda, Anda dapat langsung terhubung dengan teman-teman SMA Anda, teman-teman main Anda, teman-teman sekerja Anda, teman-teman main kelereng Anda, bahkan Anda bisa tahu apakah teman Anda saat ini sedang “on-line” atau masih tidur panjang….
Dengan kehebatan jaringan ini, wajar bila saat ini mereka telah mengumpulkan anggota lebih dari 175 juta di seluruh dunia. Sebagai catatan prestisius: Obama dapat menang telak, salah satunya karena memanfaatkan fasilitas Facebook.
Anda ingin mengetahui dampak finansial bagi pemilik Facebook? Inilah ceritanya: Microsoft - Sang Pemula kepincut dengan prestasi Zuckerberg, tawaran menjadi pegawaipun dilayangkan. Sayang tawaran tersebut ditolak. Ketika Zuckerberg dkk telah membuat Facebook, segala upaya dilakukan untuk mendapatkan saham mereka. Tahun 2007 upaya Microsoft mendapatkan hasil. Mereka menggelontorkan dana 240 juta dolar (hampir 3 trilyun rupiah). Tetapi…..dia hanya mendapatkan 1,6 % dari total saham Facebook. Dengan angka itu, MS Excell saya mengatakan nilai seluruh saham Facebook setara dengan 15 milyar dolar….Padalah, saat berdiri total modalnya “hanya” 12,7 juta dolar. Jadi nilai sahamnya sudah setara dengan 1.181 kali (bukan persen!) modalnya. Dan sang pemimpin: Zuckerberg yang memiliki 20 % saham, di usia yang masih imut-imut - 25 tahun, telah memiliki kekayaan 3 milyar dolar (rupiahnya? Rp 36 trilyun…) dari temuannya di Facebook.
Jadi…nikmati kehebatan “killer application” dari sisi manfaat dan bayangkan efek finansial bagi inventornya. Tapi penulis ingatkan, bagi keluarga yang tidak terlalu harmonis, janganlah meencoba-coba mendaftar di Facebook. Modhorotnya lebih banyak daripada manfaatnya.
***
Berbagai pertanyaanpun bisa diajukan tentang “killer application”. Apakah “killer application” hanya milik industri sofware? Memang istilah ini muncul dari industri sofware dan game komputer. Tetapi inspirasi ini bisa digunakan untuk memotret produk-produk dari industri lain. Kita pernah mengenal industri mie yang hampir ada di setiap kota. Saat ini kehadiran mereka dapat dianggap “habis” ketika “supermie” melahirkan produk mie instant. Bila dahulu orang membuat mie harus melakukan tahapan yang rumit, dengan mie instant, dalam 5 menit, mie telah terhidang dengan variasi “accessories” yang beragam (tergantung pilihan produk).
Awal abad 20 tank baja pada industri perang ditemukan. Temuan ini pelan tapi pasti, telah merubah taktik dan strategi perang modern. Kalau kita melihat film perang jaman abad pertengahan didominasi dengan pergerakan pasukan berkuda, pada abad ke 20, kuda sudah menjadi cerita kuno. Inggris dan Perancis telah mulai mengimplementasikan penggunaan mesin ini pada perang dunia ke 1. Tetapi puncak “prestasi” senjata perang ini dicatat saat Jerman pada Perang Dunia ke 2 memulai memanfaatkan doktrin perang modern – perang masal dengan kekuatan inti pada pasukan tank - pada medan invasi di Polandia dan penaklukan Chekoslovakia (memanfaatkan taktik Blitzkrieg, pendadakan). Doktrin perang tersebut justru didapatkan dari perwira tinggi Inggris Mayor Jendral John Frederick Charles Fuller.
Jadi penemuan teknologi tank, doktrin Charles Fuller, dan Heinz Guderian – komandan perang Jerman dapat dikatakan “killer application” strategi perang masal abad 20, sebelum perang dengan basis pesawat, peluru kendali, dan perang bintang dikembangkan.
Apabila Anda masuk ke kawasan PTKS lewat pintu belakang (wire rod), Anda pasti akan melewati pabrik BlueScope (yang dahulu bernama BHP Steel). Ditengah-tengah krisis seperti saat ini, BlueScope tetap melanjutkan ekspansi pabriknya. Patut diduga (karena penulis bukan pemerhati industri baja), ekspansi ini dilakukan karena pasar produk BlueScope akhir-akhir ini menjadi “trend setter” pembangunan perumahan. Dengan produk “light steel” buatan BlueScope pembangunan perumahan menjadi lebih “simple”, lebih tahan lama, tidak ada rayap yang akan memakan konstruksi rumah, dan waktu pembangunannya lebih cepat. Pendek kata, produk light steel telah merubah pola pembangunan perumahan. Dan bagi dunia konstruksi bangunan, produk ini telah berpotensi untuk “membunuh” konstruksi kayu. Apalagi bila pemberantasan ilegal loging suskses dilakukan, dan harga kayu menjadi lebih mahal.
Jadi “killer application” bisa muncul dari KSG, dalam bermacam produk yang dihasilkan. Dan contoh diatas juga membuktikan “killer application” juga bisa lahir dari bumi pertiwi.
***
Pertanyaan berikutnya, apakah “killer application” tidak patuh pada kaidah-kaidah manajemen yang telah kita anut (marketing, manajemen keuangan, manajemen SDM, manajemen kualitas, devide of work, hukum, dll)? Bukankah pelanggan tidak dipungut bayaran pada layanan Facebook, Yahoogroups, Google, Google Earth?
Ya, sepintas operator Facebook, Yahoogroups, Google, Google Earth tidak mendapatkan apa-apa dengan kepesertaan kita pada jasa dan fasilitas mereka. Tetapi inilah uniknya, inilah kreatifitasnya: mereka tidak mengambil keuntungan secara langsung dari kita, tetapi dia mengambil keuntungan secara tidak langsung dari kepesertaan kita. Game on-line Ragnarox menggratiskan pemakaian bagi para “pemula”, tetapi mewajibkan bagi mereka yang sudah “keranjingan” game tersebut. Demikian juga yang lain. Detik.com mendapatkan keuntungan dari iklan-iklan yang ditayangkan pada website dia.
Kaidah “manajemen” tetap berlaku bagi “killer application”. “Time to market”, misalnya, juga amat penting bagi kehadiran “killer application”. Produk MMS misalnya, barangkali hadir terlambat, ketika produk SMS sudah dianggap cukup oleh para pengguna handphone. “Kualitas” dan “keterandalan” juga kata kunci untuk menjamin keberhasilan “killer application”. Fakta bahwa mesin pencari Yahoo yang lebih duluan hadir, harus tersingkir oleh Google gara-gara konsumen banyak yang tidak nyaman ketika loading dengan Yahoo. Bandingkan dengan Google. Anda bisa bekerja lebih cepat dengan mesin pencari ini.
***
Selanjutnya, kapan Krakatau Steel Group dapat menghasilkan produk yang dapat menjadi “killer application”? Inilah pertanyaan yang paling seru. Tetapi sebenarnya mudah bagi KSG untuk memiliki “killer application”. Bukankah karyawan KSG terkenal dengan inovasi-inovasinya? Tinggal bagaimana “syarat keberlakuan” temuan itu dapat muncul dan ditangkap oleh para “inventor” nya.
Bagaimana dengan Krakatau IT? Jelas industri sofware sangat potensial bagi lahirnya killer application. Windows yang dikembangkan Microsoft, Google, Youtube, Friendster dan saat ini yang sedang booming Facebook dapat dijadikan inspirasi bagi lahirnya killer application bagi Krakatau IT. Kembali lagi tinggal bagaimana “syarat-syarat keberlakuan” bagi lahirnya inventor killer application muncul di perusahaan ini.
Dan percayalah Pak Dadang punya password-nya, untuk Krakatau IT dan untuk Krakatau Steel Goup. Karena kunci utama “syarat keberlakuan” bagi lahirnya inventor adalah keikhlasan dalam bekerja. Dan tools-tools “syarat keberlakuan” keikhlasan dalam bekerja hampir semua ada di SDM.
(Sudarmono Moedjari, Manager Corporate Transformation PT. Krakatau IT, pemerhati budaya dan teknologi).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar